Sorottajam.com - Akses utama menuju SMP Negeri 17 dan SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan dipasangi rantai oleh warga Perumahan Pamulang Permai 1 sebagai bentuk protes terhadap sistem penerimaan siswa baru.
Penutupan gerbang dilakukan menyusul kekecewaan warga setempat yang anak-anaknya tidak lolos seleksi PPDB jalur zonasi, meski tinggal sangat dekat dengan sekolah tersebut.
Pantauan di lokasi, para siswa baru SMAN 6 yang sedang menjalani kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) terlihat mengantre untuk keluar masuk melalui pintu kecil yang hanya cukup dilewati satu orang secara bergiliran.
Sebuah spanduk dipasang di gerbang bertuliskan penolakan warga atas sistem penerimaan siswa yang dinilai tak berpihak pada anak-anak di lingkungan sekitar.
Puluhan kendaraan milik orang tua siswa maupun guru pun terpaksa diparkir di luar kompleks sekolah. Akibatnya, para pelajar dari dua sekolah itu harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 500 meter untuk sampai ke sekolah.
Ketua RW 010 Pamulang Permai 1, Suhendar Wijaya, mengatakan bahwa penutupan ini merupakan bentuk perlawanan atas ketidakadilan sistem seleksi masuk sekolah negeri.
“Kami hanya menuntut agar anak-anak kami yang rumahnya dekat bisa mendapat prioritas. Lucu saja, yang tinggal jauh bisa diterima, sementara yang tinggal di belakang sekolah malah tersisih,” ujar Suhendar, Senin (14/7/2025).
Suhendar menambahkan, warga tidak lagi menerima alasan-alasan teknis seperti juknis atau juklak yang selama ini digunakan pihak sekolah. Menurutnya, aturan yang ada tidak mencerminkan keadilan bagi masyarakat sekitar.
“Aksi ini bukan karena kami tak tahu aturan. Justru karena kami sadar aturan itu tidak berpihak pada rakyat kecil. Ini suara kami, agar pemerintah mendengar,” katanya.
Warga pun telah melayangkan surat keberatan kepada Gubernur Banten dan mendesak Dinas Pendidikan Provinsi segera turun tangan agar persoalan ini tidak berlarut-larut.
“Kami harap pemerintah memberi kejelasan dan keadilan, supaya anak-anak kami bisa belajar di sekolah yang seharusnya mereka miliki secara logis maupun nurani,” lanjutnya.
Sementara itu, Permana, salah satu siswa baru SMAN 6, menyampaikan harapannya agar gerbang segera dibuka. Ia mengaku kesulitan harus berjalan jauh untuk sampai ke sekolah saat mengikuti MPLS.
“Jalan kaki dari depan kompleks, capek juga. Semoga akses segera dibuka,” ucapnya. (Ihy)